Tulisan ini sudah cukup lama saya rampungkan, di bulan Sept tahun 2000, berdasarkan kondisi Indonesia yang baru berupaya bangkit dan menyusun kembali kekuatannya setelah hempasan krisis nasional di tahun 1998. Namun saya coba postingkan di blog ini kembali setelah saya melihat masih ada relevansinya dengan kondisi negeri ini yang kinipun sedang mencoba bangkit kembali dari badai krisis berskala global, mengawali pemikiran-pemikiran strategis bagi upaya membangun ketahanan pangan nasional dalam suatu strategi umum yang penting untuk dilakukan pada masa mendatang. Secara lebih khusus, perlu dipertimbangkan langkah-langkah operasional yang sangat penting di dalam berbagai dimensi, yang meliputi dimensi penyediaan, konsumsi, dan distribusi. Dimensi penyediaann misalnya dibutuhkan upaya sistematis dalam hal peningkatan produksi dan produktivitas sumber daya pertanian yang berkelanjutan melalui upaya-upaya intensifikasi maupun ekstensifikasi untuk mendukung bagi ketersediaan, stabilitas, dan kemampuan pangan. Dimensi konsumsi, diperlukan terobosan diversifikasi pangan dengan menganekaragamkan pangan dan mereformasi budaya konsumsi pangan sesuai pola pangan harapan. Dimensi distribusi, perlu ditataulang dan direvitalisasi kemampuan nasional dalam distribusi pangan, dan kemampuan meredam dampak variasi musiman.
Pentingnya
Ketahanan Nasional dalam Kehidupan Berbangsa dan Bernegara.
Ketahanan
Nasional merupakan kemampuan suatu bangsa dan negara untuk mempertahankan
persatuan dan kesatuan bangsa guna dapat mencapai kesejahteraan bangsa dan
melanjutkan pembangunan yang berkesinambungan.
Ketahanan
Nasional sangat dipengaruhi oleh Ketahanan dan Kestabilan dalam bidang:
• Politik
• Ekonomi
• Sosial Budaya
• Pertahanan Keamanan Nasional
• Politik
• Ekonomi
• Sosial Budaya
• Pertahanan Keamanan Nasional
Ketahanan
dan Kestabilan Politik:
Iklim Politik yang mendukung terciptanya kestabilan politik sangat diperlukan dalam mencapai terwujudnya ketahanan nasional.
Iklim Politik yang mendukung terciptanya kestabilan politik sangat diperlukan dalam mencapai terwujudnya ketahanan nasional.
Untuk
itu diperlukan dukungan yang kuat dalam bentuk:
• pemerintahan yang bersih (clean and good governance), dengan tingkat legitimasi dan kredibilitas yang tinggi.
• terselenggaranya system yang transparan dan iklim demokrasi yang sehat.
• pemerintahan yang bersih (clean and good governance), dengan tingkat legitimasi dan kredibilitas yang tinggi.
• terselenggaranya system yang transparan dan iklim demokrasi yang sehat.
Ketahanan
dan Kestabilan Ekonomi:
• Diperlukan dukungan dalam bentuk sistem perekonomian yang kuat dan bertumpu pada ketahanan dan kemampuan bangsa sendiri, baik dalam hal sumber daya alam maupun sumber daya manusia yang berkualitas (resource based) sehingga tidak mudah goyah oleh gejolak yang bersifat internal maupun eksternal.
• Diperlukan dukungan dalam bentuk sistem perekonomian yang kuat dan bertumpu pada ketahanan dan kemampuan bangsa sendiri, baik dalam hal sumber daya alam maupun sumber daya manusia yang berkualitas (resource based) sehingga tidak mudah goyah oleh gejolak yang bersifat internal maupun eksternal.
•
Kekuatan dan kestabilan sistem perekonomian dapat terbentuk dengan adanya
sistem dan pelaksanaan yang baik dalam sektor moneter maupun riil dalam bentuk
kebijakan moneter maupun kebijakan fiskal yang membangun.
Ketahanan
dan Kestabilan Sosial Budaya:
Faktor-faktor
yang mempengaruhi:
- Nilai-nilai yang ditanamkan dan diyakini oleh masyarakat maupun system sosial – budaya yang diciptakan oleh pemerintah.
- Tingkat pendidikan masyarakat, untuk terciptanya tujuan mencerdaskan kehidupan bangsa merupakan faktor yang sangat penting agar masyarakat tidak rentan, memiliki daya tahan dalam menghadapi setiap gejolak serta memiliki kemampuan untuk berusaha dan bertumpu di atas kekuatan lokal dan keunggulannya sendiri.
- Nilai-nilai yang ditanamkan dan diyakini oleh masyarakat maupun system sosial – budaya yang diciptakan oleh pemerintah.
- Tingkat pendidikan masyarakat, untuk terciptanya tujuan mencerdaskan kehidupan bangsa merupakan faktor yang sangat penting agar masyarakat tidak rentan, memiliki daya tahan dalam menghadapi setiap gejolak serta memiliki kemampuan untuk berusaha dan bertumpu di atas kekuatan lokal dan keunggulannya sendiri.
Kestabilan
Pertahanan dan Keamanan Nasional (HanKamNas):
•
System Pertahanan dan Keamanan Nasional yang kuat dan dijalankan dengan benar,
dengan keberpihakan pada kepentingan seluruh rakyat sangat penting untuk
memberikan jaminan rasa aman, khususnya untuk menjalankan kegiatan perekonomian
atau usaha bagi seluruh masyarakat sebagaimana telah dicanangkan dari awal
berdirinya republik tercinta ini (khususnya tercantum dalam UUD ’45).
•
Pada akhirnya jaminan rasa aman ini akan menjamin kelancaran roda perekonomian
guna mewujudkan kesejahteraan bangsa.
Permasalahan
yang Dihadapi dan Dampaknya pada Ketahanan Nasional
Akar Permasalahan Penyebab Timbulnya Krisis dan Rentannya Ketahanan Nasional
Akar Permasalahan Penyebab Timbulnya Krisis dan Rentannya Ketahanan Nasional
Krisis
yang telah berkepanjangan di Indonesia terjadi sebagai akibat dari kombinasi
dan akumulasi gejolak eksternal yang berdampak penularan (contagion effect)
pada segala struktur maupun tatanan system dalam negeri. Berawal dari gejolak
pasar uang yang sangat hebat berakibat pada krisis yang sangat mendalam di
berbagai sektor.
Pada
dasarnya krisis ekonomi yang terjadi di Indonesia merupakan akibat dari:
•
besarnya keinginan untuk menguasai pasar global tanpa dukungan infrastruktur
teknologi serta sistem manajemen (pengelolaan sumber daya) yang kuat.
•
cepatnya proses integrasi dunia usaha / perekonomian Indonesia ke dalam
perekonomian global, tanpa pembangunan fondasi yang kokoh
•
lemahnya dukungan instrumen kelembagaan yang efisien serta tertata baik
•
kurangnya penguasaan di bidang infrastruktur teknologi industri yang tepat
guna, yang mengandalkan keunggulan lokal.
•
lemahnya akses pada jalur informasi global.
•
lemahnya struktur pendanaan pada dunia usaha.
•
lemahnya sistem pendidikan yang belum membuat masyarakat memiliki kemampuan dan
kemandirian.
•
lemahnya struktur industri, sehingga masih sangat tergantung pada negara lain,
baik dalam hal impor bahan dasar, penguasaan teknologi maupun proses produksi.
•
lemahnya daya saing, karena kurangnya penguasaan yang dapat menciptakan produk
unggulan.
•
lemahnya akses pasar global.
•
kurang optimalnya pemanfaatan sumber daya, (sumber daya manusia maupun sumber
daya alam).
•
lemahnya tata pelaksanaan dan lembaga hukum.
Dampak
Krisis Pada Ketahanan Nasional
•
depresiasi Rupiah sebagai akibat dari gejolak pasar uang yang bersifat
eksternal telah menciptakan suatu kondisi stagflasi dan instabilitas pada
perekonomian Indonesia.
•
depresiasi nilai tukar rupiah yang sangat tajam berdampak pada turunnya tingkat
kepercayaan pada mata uang rupiah.
•
penerapan tingkat suku bunga tinggi yang diharapkan dapat mengembalikan
stabilitas nilai mata uang rupiah telah membuat turunnya kinerja dan bahkan tingkat
likuiditas perbankan nasional sebagai akibat dari lemahnya sistem perbankan.
•
hal ini membuat “matinya” pergerakan sektor riil sebagai akibat dari menurunnya
kegiatan dunia usaha serta investasi secara drastis.
•
krisis pada sektor riil telah menciptakan kepanikan pada tatanan masyarakat
secara keseluruhan yang belum ditunjang oleh taraf pendidikan yang memadai,
serta penguasaan akan akses jalur informasi membuat terciptanya krisis sosial.
•
krisis sosial telah mengakibatkan meningkatnya kriminalitas dan kerusuhan
sosial.
•
dampak dari krisis sosial ini pada akhirnya juga telah mengakibatkan krisis
kepercayaan pada pemerintahan yang ada.
•
krisis kepercayaan menimbulkan gejala disintegrasi di berbagai wilayah.
•
berbagai kerusuhan sebagai akibat dari krisis sosial telah membuat turunnya
tingkat kepercayaan dari para investor, khususnya investor asing yang
mengakibatkan larinya modal usaha secara besar-besaran dari dalam negeri.
•
meningkatnya kriminalitas yang tidak didukung oleh sistem pertahanan dan keamanan
yang baik membuat masyarakat tidak merasa mendapat jaminan rasa aman untuk
melakukan produktivitas mereka sehingga memperparah kondisi sektor riil.
Puncak
krisis pada tahun 1998 maupun dampak krisis global sejak tahun 2008 telah
mengakibatkan:
- Tingginya tingkat inflasi
- Tingkat pertumbuhan pendapatan nasional yang bergerak ke bilangan negatif
- Defisit transaksi berjalan
- Tingkat pengangguran meningkat tajam
- Meningkatnya angka putus sekolah.
- Meningkatnya masalah kesehatan serta menurunnya harapan hidup masyarakat.
- Tingginya tingkat inflasi
- Tingkat pertumbuhan pendapatan nasional yang bergerak ke bilangan negatif
- Defisit transaksi berjalan
- Tingkat pengangguran meningkat tajam
- Meningkatnya angka putus sekolah.
- Meningkatnya masalah kesehatan serta menurunnya harapan hidup masyarakat.
Belajar
dari Krisis
Belajar
dari krisis yang berkepanjangan telah semakin membuktikan bahwa Ketahanan
Nasional yang kuat sangat diperlukan untuk menjamin kelangsungan kesejahteraan
dan pembangunan suatu bangsa dan negara.
Beberapa
faktor yang perlu ditingkatkan untuk memulihkan Ketahanan Nasional:
•
Pengembangan sumber daya yang dimiliki dalam negeri (resource based), baik
sumber daya manusia maupun sumber daya alam dengan memberi perhatian jauh lebih
besar pada sistem pelatihan maupun pengembangan (R&D).
•
Sistem pendidikan yang siap pakai dan memiliki keterkaitan dengan sektor
industri yang dibutuhkan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat, termasuk
pengembangan sistem pendidikan yang akrab teknologi informasi dari tingkat
pendidikan terendah, serta kemudahan akses pendidikan tinggi hingga ke jenjang
pendidikan tinggi yang akan meningkatkan daya saing sumber daya manusia.
•
Penguasaan teknologi industri yang tepat guna dalam mendukung resource based
industry.
•
Penguasaan teknologi informasi dan akses ke jalur informasi.
•
Struktur industri yang kuat dan menyeluruh dari hulu ke hilir, sehingga mampu
mengurangi tingkat ketergantungan pada luar negeri.
•
Kesediaan lapangan kerja yang juga bertumpu pada sumber daya yang dimiliki
(resource based).
•
Pelayanan Kesehatan yang baik bagi seluruh rakyat, merupakan kunci bagi
berjalannya roda perekonomian maupun pembangunan nasional.
•
Sistem Pertahanan dan Keamanan yang berpihak pada kepentingan masyarakat
banyak, yang dapat memberikan jaminan rasa aman bagi masyarakat dalam
menjalankan roda perekonomian.
•
Sistem Pemerintahan yang efisien dan kredibel dalam menjalankan fungsinya.
•
Sistem perekonomian yang transparan dengan memanfaatkan jalur akses ke pasar
global maupun ke seluruh sumber daya yang diperlukan secara lebih efisien
(multi source).
•
Sistem sosial politik yang transparan dan bersih melalui pelaksanaan sistem
demokrasi.
•
Alur Pengeluaran Pemerintah dalam bentuk subsidi yang transparan pada
sektor-sektor yang tepat guna.
•
Peran perusahaan-perusahaan swasta yang lebih besar dalam peningkatan
perekonomian Indonesia.
•
Sistem pendanaan dunia usaha yang tidak bertumpu pada pemilikan modal satu
pihak ataupun hutang luar negeri, namun dengan memanfaatkan akses pendanaan
dalam bentuk aliansi atau penyertaan modal yang akan mengurangi risiko serta
kerentanaan bidang usaha terhadap gejolak.
•
Sistem pendistribusian dan akses pasar internasional yang lebih baik.
Peran
IPTEK Dalam Membangun Ketahanan Nasional
Penguasaan
suatu bangsa akan ilmu pengetahuan dan teknologi mutlak diperlukan karena
dapat:
•
Merupakan aset penting dalam pengembangan sektor perekonomian.
•
Meningkatkan kualitas dan nilai sumber daya manusia di pasar tenaga kerja.
•
Meningkatkan keunggulan daya saing produk dan jasa yang ditawarkan di pasar
global.
•
Meningkatkan nilai investasi suatu negara di pasar internasional.
•
Membangun struktur industri nasional yang kuat.
•
Meningkatkan nilai usaha di masa mendatang (future value) pada pasar saham.
•
Membangun sistem perekonomian yang efisien tanpa adanya ekonomi biaya tinggi.
•
Membangun akses pasar global yang efisien bagi setiap produk dan jasa dalam
negeri.
•
Mengurangi tingkat ketergantungan pada negara lain dengan menciptakan tingkat
persamaan keberdayaan yang lebih seimbang (balance equality).
•
Meningkatkan kesejahteraan rakyat dan memperkuat daya tahan bangsa.
Teknologi
Utama penunjang industri dalam negeri yang perlu dikembangkan:
•
Teknologi telekomunikasi - informasi.
• Teknologi penunjang industri yang bertumpu pada sumber daya yang dimiliki yang berdampak langsung pada peningkatan kesejahteraan rakyat.
• Teknologi penunjang industri yang bertumpu pada sumber daya yang dimiliki yang berdampak langsung pada peningkatan kesejahteraan rakyat.
Arti
Penting Teknologi Telekomunikasi – Informasi:
•
Penunjang sistem pendidikan yang sesuai bagi negara kesatuan Indonesia yang
berbentuk kepulauan.
•
Penunjang terlaksananya sistem informasi yang transparan dalam segala aspek
bernegara.
•
Memperbesar peluang implementasi sistem multi resource bagi dunia usaha /
industri untuk menghilangkan dampak ekonomi biaya tinggi.
•
Membuka kesempatan akses ke pasar global bagi komoditas unggulan Indonesia
secara lebih efektif dan efisien, melalui pemanfaatan teknologi informasi dan
telekomunikasi (ICT).
•
Membuka peluang bagi sistem pendanaan dunia usaha yang lebih efisien serta beresiko
rendah (low risk).
•
Mempengaruhi nilai-nilai sosial budaya masyarakat ke arah tatanan masyarakat
yang lebih modern, berwawasan luas dan dinamis.
•
Menjadikan informasi lebih bernilai guna bagi masyarakat.
Teknologi
Industri yang perlu mendapat prioritas untuk dikembangkan:
•
Teknologi pertanian dan peternakan yang modern dan handal, untuk memenuhi
kebutuhan konsumsi dalam negeri serta meningkatkan daya saing dan daya jual di
pasar internasional, seperti bio-teknologi yang ramah lingkungan.
•
Teknologi pengolahan hasil hutan.
•
Teknologi pengolahan minyak bumi dan gas alam.
Aspek
yang perlu diperhatikan dalam pemilihan bidang penguasaan IPTEK:
•
Menunjang industri yang realistis, bertumpu pada sumber daya yang dimiliki
(resource based).
•
Memberikan nilai tambah yang tinggi (high added value) bagi setiap produk dan
jasa yang dihasilkan.
•
Memberi keunggulan daya saing bagi setiap produk dan jasa yang dihasilkan.
•
Mengurangi tingkat ekonomi biaya tinggi dalam proses produksi.
• Ramah lingkungan.
• Ramah lingkungan.
Faktor
penunjang implementasi IPTEK dalam membangun ketahanan nasional:
•
Kebijakan pemerintah yang mendukung di segala sektor.
•
Sistem / suasana yang kondusif bagi berkembangnya industri yang berdasarkan
pada penguasaan teknologi, seperti industri telekomunikasi - informasi.
•
Kebijakan dan subsidi di bidang pendidikan yang akrab dengan teknologi
informasi guna meningkatkan kualitas sumber daya manusia.
•
Dukungan pemerintah pada pemberdayaan sektor perdagangan internasional yang
efisien.
•
Program pembudayaan sarana media informasi maupun pemanfaatan teknologi
telekomunikasi untuk lebih memberdayakan masyarakat.
•
Dorongan pemerintah untuk merangsang sektor swasta lebih mengembangkan sistem
pelatihan, penelitian dan pengembangan (R&D), seperti dalam bentuk pemberian
intensif atau keringanan pajak bagi sektor swasta yang menanamkan investasi
yang cukup besar di bidang R&D.
•
Peran sektor swasta dalam mengembangkan bidang R&D serta memberikan masukan
bagi kebijakan pemerintah.
Upaya
Bangkit dari Krisis
Tidak
mudah untuk memulihkan kondisi bangsa dan negara dari krisis yang
berkepanjangan.
Era
Globalisasi dapat mempercepat upaya bangkit dari krisis karena:
•
Terbukanya peluang pasar yang sangat besar bagi setiap produk dan jasa dalam
negeri yang memiliki keunggulan daya saing dan nilai tambah yang tinggi.
•
Terbukanya akses ke pasar global melalui pengusaan teknologi telekomunikasi –
informasi yang berkembang pesat.
•
Terbukanya peluang yang lebih besar untuk sistem pendanaan maupun akses ke
sumber daya (multi resource) yang lebih efisien serta berisiko rendah.
Beberapa
upaya yang diperlukan untuk dapat segera bangkit dari Krisis:
•
Skala prioritas pada sektor-sektor maupun industri-industri tertentu yang tepat
guna, bertumpu pada sumber daya yang dimiliki serta memberi nilai tambah yang
tinggi (high added value).
•
Kebijakan-kebijakan yang menunjang tingkat pertumbuhan perekomonian serta
menjamin berlangsungnya laju pembangunan dan pertumbuhan nasional, baik dalam
bentuk kebijakan moneter, fiskal maupun kebijakan sektor riil, termasuk iklim
usaha yang kondusif.
•
Sistem pelaksanaan dan pengawasan yang transparan dalam segala sektor untuk
menjamin kestabilan kondisi dan kehidupan berbangsa dan bernegara.
•
Memanfaatkan era globalisasi sebagai momentum yang tepat untuk segera bangkit
dari krisis dengan memanfaatkan akses ke pasar internasional.
Bangkitnya
Perekonomian dan Ketahanan Nasional
•
Tingkat kepercayaan masyarakat pada mata uang rupiah serta pada pemerintahan
mulai pulih.
•Ditandai
dengan:
- menurunnya tingkat laju inflasi
- menurunnya tingkat suku bunga yang membangkitkan kembali gairah kegiatan perekonomian.
- nilai mata uang rupiah yang berangsur relatif stabil
- tingkat pertumbuhan yang beranjak
- menurunnya tingkat laju inflasi
- menurunnya tingkat suku bunga yang membangkitkan kembali gairah kegiatan perekonomian.
- nilai mata uang rupiah yang berangsur relatif stabil
- tingkat pertumbuhan yang beranjak
Langkah
Strategis Untuk Menjamin Ketahanan Nasional
Sektor-sektor
yang perlu mendapat prioritas dan perhatian utama:
•
Sektor pendidikan yang akrab dengan teknologi informasi.
•
Sektor Kesehatan. Tingginya tingkat harapan hidup sangat diperlukan untuk
menunjang produktivitas dan tingkat kemampuan masyarakat dalam menjalankan roda
perekonomian bangsa.
•
Sektor Kesejahteraan Rakyat. Hal ini dapat ditunjang dengan pemberian subsidi
pada sektor-sektor yang tepat guna seperti sektor pendidikan, kesehatan dan
penelitian maupun pengembangan infrastruktur yang berdampak langsung bagi
pengingkatan kesejahteraan rakyat.
•
Sektor Industri penunjang kesejahteraan rakyat yang bertumpu pada sumber daya
yang dimiliki (resource based industry) serta penguasaan teknologi tinggi.
Langkah-langkah
Strategis Bisnis dalam upaya menjaga dan menjamin ketahanan nasional:
•
Menjaga kestabilan moneter.
•
Menjalankan kebijakan-kebijakan yang tepat baik dalam sektor moneter, fiskal
maupun sektor riil yang menunjang pulihnya perekonomian bangsa.
•
Menciptakan iklim berusaha yang kondusif dan sistem persaingan yang sehat dalam
dunia industri strategis untuk meningkatkan daya saing di pasar internasional.
•
Meningkatkan kemampuan manajemen para pelaku usaha dalam menjalankan dunia
usaha.
•
Membudayakan etika bisnis serta membenahi perangkat hukum dalam menjamin
kepastian berusaha di Indonesia, khususnya bagi para investor asing.
•
Memfokuskan pengeluaran pemerintah (subsidi) pada sektor-sektor yang tepat
guna.
•
Meningkatkan kemampuan dalam bidang penguasaan IPTEK (Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi) yang dapat menunjang pengembangan resourced based industry.
•
Mengembangkan jaringan infrastuktur yang baik untuk menunjang pengembangan
resourced based industry.
•
Mengembangkan kebijakan yang mendukung maupun jaringan telekomunikasi informasi
untuk memperluas dan mempermudah akses pasar global bagi peningkatan daya saing
Indonesia.
Langkah-langkah
strategis guna mengurangi tingkat ketergantungan perekonomian Indonesia pada
luar negeri:
•
mengembangkan resourced based industry yang memiliki keunggulan teknologi serta
meningkatkan daya saing komoditas ekspor untuk mengurangi tingkat
ketergantungan pada komponen impor, guna menghindari defisit transaksi berjalan
•
Membuka lapangan kerja untuk mengurangi larinya tenaga kerja terampil dan
berkualitas di Indonesia ke luar negeri.
•
Meningkatkan kualitas sumber daya manusia dalam bidang penguasaan IPTEK,
beralih dari teknologi perakitan ke teknologi manufaktur - produksi.
•
Meningkatkan kebijakan yang mendukung pengembangan bidang pelatihan, penelitian
dan pengembangan (R&D), khususnya pada pengembangan dan penguasaan
teknologi yang tepat guna yang dapat mendukung resource based industry, guna
memperkuat industri nasional. Saat ini Indonesia termasuk negara yang sangat
sedikit membelanjakan pendapatannya di bidang pengembangan dan penelitian
(hanya 0,25 % dari GNP) di bandingkan dengan negara-negara ASEAN maupun ASIA
lainnya, seperti Malaysia (0,70 % dari GNP), Korea (1,5 %) dan Jepang (3,2 %).
•
Mengatur kebijakan dan peraturan yang mendukung pengembangan industri
telekomunikasi – informasi serta perdagangan internasional yang efisien.
•
Mengurangi tingkat ketergantungan pada hutang luar negeri dengan melakukan
sistem pendanaan yang tidak bertumpu pada kepemilikan satu pihak dan yang
beresiko rendah.
•
Membuka akses penguasaan sumber daya produksi maupun pasar global yang efisien.
•
Membudayakan penggunaan sistem informasi untuk meningkatkan efisiensi sektor
perdagangan di masyarakat, melalui pemanfaatan teknologi informasi dan
telekomunikasi (ICT) dengan harga yang terjangkau.
•
Menyediakan sarana-sarana informasi yang terjangkau bagi masyarakat luas,
khususnya masyarakat bisnis, tanpa kecuali, bagi semua lapisan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar